Jumat, 03 Desember 2010

PERAN DAN MEKANISME AKSI HABBATUSSAUDA

Oleh dr Hendrik, S. Ked., M.Kes. *


Analisis dan publikasi studi-studi yang telah dilakukan di beberapa negara seperti di Pakistan, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di benua Eropa, pada seperempat abad terakhir menunjukkan bahwa habbatus sauda’ memiliki kandungan zat nutrisi yang sangat tinggi, seperti protein, lemak, karbohidrat, thiamin, riboflavine, pyridoxine, niacine, folacine, kalsium, zat besi, seng, dan fosfor. Adanya habbatus sauda’ pada saat ini telah menegaskan mengenai pemberlakuan kembali pemakaian obat-obatan seperti yang digunakan di zaman-zaman Mesir kuno, Yunani, dan Romawi. Habbatus sauda’ juga telah dinyatakan oleh Avicenna (Ibnu Sina, salah seorang pakar kesehatan zaman dahulu), yang tertuang dalam salah satu buku terkenalnya dengan judul “Canon of Medicine,” bahwa habbatus sauda’ memiliki beberapa aksi terhadap tubuh manusia, di antaranya sebagai ekspektoran (zat pengencer dahak/lendir), pembangkit energi tubuh, dan membantu pemulihan dari gejala-gejala fatique (tidak bergairah) dan dispiritedness (tidak ada semangat untuk hidup).
Di negara Pakistan dan Yunani Timur bagian tengah, habbatus sauda’ telah digunakan untuk mendorong pengeluaran air seni (diuretic), pengobatan keluhan discharge yang terjadi saat menstruasi (emmenagogue), penormalan pengeluaran keringat (diaphrotic), meningkatkan pengeluaran air susu ibu (galactagogue), pengobatan flu, pengobatan semua tipe penyakit alergi, pengobatan bronkhitis kronis, pengobatan asma bronkhial, dan pengobatan peradangan pada mata (conjunctivitis), pengobatan penyakit kuning (icteric), pengobatan kelumpuhan (paralysis), dan demam malaria tertiana. Di India, habbatus sauda’ digunakan untuk penyakit maag, kolik (nyeri pada bagian perut yang amat sangat), dan infeksi-infeksi parasit (seperti cacingan). Beberapa mekanisme aksi habbatus sauda’ secara detil telah berhasil didapatkan dan dinyatakan melalui studi-studi yang telah dilakukan, bahkan ada beberapa yang telah dipublikasikan, sekitar 10 – 20 tahun terakhir di beberapa negara di dunia, di antaranya adalah studi mengenai mekanisme-mekanisme aksi habbatus sauda’ sebagai antioksidan (anti radikal bebas), antihipertensi dan penyakit jantung, antidiabetes (kencing manis), antikolesterol, antikanker, antiperadangan, antihistamin, antiasma bronkhial, antiinfeksi bakteri, virus dan parasit, antinyeri, antimaag, dan penambah darah.

1. Sebagai zat antioksidan(anti zat-zat radikal bebas)
Ekstrak habbatus sauda’ (terutama zat utamanya, yaitu thymoquinone) telah menunjukkan efek proteksi terhadap mekanisme toksisitas (keracunan) pada sirkulasi/aliran darah, hati, ginjal, dan lain-lain yang diinduksi sebelumnya oleh obat-obatan antikanker dan beberapa racun(toksin). Hal ini dapat dilihat pada beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan, di antaranya adalah salah satu penelitian yang dilakukan pada mencit, yang hasilnya menunjukkan bahwa pemberian habbatus sauda’ dapat mencegah penurunan nilai Hb dan jumlah leukosit pada mencit yang telah menerima cisplatine (salah satu obat antikanker). Nigella sativa (nama lain dari habbatus sauda’) bersama dengan cysteine (salah satu asam aminonya), vitamin E, dan cross sativus dapat memproteksi terjadinya beberapa toksisitas (keracunan) pada sistem sirkulasi/aliran darah, hati, dan ginjal yang telah terinduksi oleh cisplatine.
Thymoquinone dan fixed oil yang terkandung dalam habbatus sauda’ juga dilaporkan menghambat proses peroksidasi non-enzimatik pada lisosom-lisosom fosfolipid sel otak. Thymoquinone memproteksi sel-sel hepatosit (sel monosit pada organ hati) tikus yang diisolasi terhadap toksisitas yang diinduksi oleh ter-butyl-hydroperoxide. Thymoquinone juga menunjukkan efek proteksi hati (hepatoprotective) mencit terhadap toksisitas yang diinduksi oleh CCL4. El-Dakhakhany, et al juga telah melaporkan efek proteksi minyak Nigella sativa terhadap CCL4 dan D-galactosamine yang dapat menginduksi terjadinya toksisitas pada tikus. Pada studi ini proteksi terhadap toksisitas hati ditunjukkan dengan terjadinya penurunan aktivitas-aktivitas serum (pada liver function test [LFT]) yang bermakna, seperti penurunan serum-serum alkaline phosphatase, lactate dehydrogenase, malate dehydrogenase, aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase, dan lain-lain, serta penurunan glutathione reductase secara bermakna.
Badary, et al melaporkan adanya efek proteksi thymoquinone terhadap mencit yang menderita Sindrom Fanconi yang telah terinduksi ifosfamide (salah satu obat antikanker), dan terhadap tikus yang menderita nefropathy (kelainan ginjal) yang telah terinduksi doxorubicine (salah satu obat antikanker), yang manifestasinya adalah terjadi perbaikan-perbaikan terhadap sign/symptoms yang telah ada (sebelumnya), yaitu fosfaturia (air seni mengandung ion fosfat [PO4]), glukosuria (air seni mengandung gula/glukosa [C6H12O6]), dan peningkatan creatinine dan ureum secara bermakna, serta terjadinya perbaikan-perbaikan terhadap adanya deplesi glutathione dan akumulasi lipid peroxide pada ginjal sebelumnya secara bermakna.
Bruits dan Bucar lebih lanjut melaporkan bahwa minyak Nigella sativa dan empat zat utamanya (thymoquinone, carvacrol, t-anethol, dan 4-terpineol) memiliki efek antioksidan (antiradikal bebas) yang ditunjukkan pada beberapa proses pengujian dengan menggunakan chemical assay, di antaranya adalah menggunakan diphenylpicrylhydracyl assay (untuk mengobservasi aktivitas atom hydrogen [H2] non spesifik dan donasi elektronnya), dan the assay for non-enzymatic peroxidation in liposomes and deoxy-ribose degradation assay (untuk mengobservasi berbagai OH-radical scavenger). Studi mutakhir lainnya yang dilakukan oleh Turkdogan, et al melaporkan adanya aksiproteksi Nigella sativa terhadap kelinci yang menderita sirosis hepatis (pengecilan hati disebabkan oleh tumbuhnya jaringan fibrosis setelah mengalami penyakit infeksi hati menahun [hepatitis kronis] atau keganasan pada hati) yang telah terinduksi oleh CCL4. dan El-Sherbeny yang juga melaporkan adanya efek proteksi Nigella sativa terhadap aksi genotoxic (penghancuran gen sel tubuh) dari suatu zat toksik 2,4-D-herbisida.
Ekstrak alkohol yang terkandung dalam Nigella sativa juga dilaporkan memiliki efek kombinasi, yaitu memampukan Nigella sativa menghasilkan persentase tertinggi penghambatan hydrogen peroxide (H2O2) pada mikrosom sel hati mencit yang telah diterapi lindane. Studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat lebih memproteksi tubuh manusia terhadap kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh zat-zat oksidatif (radikal bebas) dibanding suplemen-suplemen antioksidan sintetis lainnya.
Salah satu studi mutakhir terpublikasi lainnya, yang dilakukan oleh Mahmood MS, et al di Pakistan tahun 2003, melaporkan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menurunkan produksi nitric oxide (NO). Studi ini juga mengindikasikan bahwa ekstrak Nigella sativa dapat menunjukkan efek inhibisi (penghambatan) pada pembentukan NO (salah satu mediator pro-inflamasi/peradangan yang dapat bersifat sebagai radikal bebas) oleh sel-sel makrofage.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kanker ± 20 sampai 30 % pasien yang sedang menjalani khemoterapi dan/atau radiasi (radioterapi), alhamdulillah, ternyata Nigella sativa membuktikan dapat mengurangi dan mencegah timbulnya beberapa efek samping akut yang diakibatkan oleh pemberian khemo/radioterapi tersebut secara bermakna tanpa mengurangi efektivitas kinerja dari pengobatan khemo/radiotrapi. Terutama dapat mengatasi beberapa efek samping berupa penurunan sel darah merah (Hb), sel darah putih (leukosit), dan sel pembekuan darah (trombosit), penurunan nafsu makan (anoreksia), tidak bergairah hidup (malaise), perontokan rambut (alopesia), dan lain-lain. Di sisi lain, juga didapatkan data dari pasien-pasien yang sering terpapar zat-zat antioksidan lainnya, seperti asap pabrik, asap masakan, asap rokok, asap dari pembakaran sampah, dan asap kendaraan bermotor, mengalami penurunan gejala-gejala klinisnya, seperti penurunan frekwensi batuk, pengeluaran riak/lendir dari tenggorokan, dan perasaan berat di sekitar dada secara bermakna. Pengkonsumsian habbatus sauda’ (bentuk kapsul) tersebut adalah dengan dosis pemberian 200 – 300 mg/kg berat badan (dibagi dalam 3 kali pemberian melalui mulut), setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

2. Efek habbatus sauda’ terhadap sistem kardiovaskuler
Pengobatan tradisional di Arab Saudi, Nigella sativa dalam sediaan tunggal atau dalam kemasan kombinasi dengan madu dan bawang putih telah dipromosikan untuk pengobatan hipertensi. Salah satu studi pada hewan uji tikus yang dilakukan oleh El-Tahir, et al membuktikan bahwa Nigella sativa mempunyai efek terhadap sistem kardiovaskuler. Thymoquinone dan Volatile oil-nya dapat menghasilkan suatu dosis dependen yang dapat menurunkan tekanan darah arteri dan frekwensi jantung. Efek-efek ini secara bermakna berlawanan dengan beberapa obat seperti atrophine, cyproheptadine, hexamethonium, dan sumsum tulang (spinal pithing).
Studi tersebut menunjukkan bahwa efek yang ditimbulkan nigella sativa dimediasi secara sentral (melalui sistem saraf pusat [otak]), yaitu reseptor 5-hydroxytryptaminergic dan muscarinic. Pada studi tersebut juga menunjukkan bahwa pemberian ekstrak minyak nigella sativa dengan dosis 0,6 ml/kg/hari, dengan cara seperti meminum obat. Hal itu akan menimbulkan efek penurunan tekanan darah (tensi) yang sama dengan pemberian nifedipine (salah satu obat antihipertensi dari golongan calcium-blocker)dengan dosis 0,5 mg/kg/hari, dengan cara seperti meminum obat, dan pemberian furosemide (salah satu obat antihipertensi dari golongan diuretik) dengan dosis 0,5 mg/kg/hari, dengan cara seperti meminum obat.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi), penurunan tekanan darah (hipotensi), dan lemah/gagal jantung (dekompensasio kordis), sekitar 10 sampai 15 pasien. Pada umumnya para pasien yang mengalami hipertensi mempunyai tensi rata-rata 160 – 170/90 – 100 mmHg (hipertensi derajat sedang/berat), dan para pasien yang mengalami hipotensi mempunyai tensi rata-rata 70 – 80/50 – 60 mmHg, semuanya berumur rata-rata minimal 50 tahun, yang telah menjalani pengobatan minimal 1 sampai 2 tahun, dan telah mendapat beberapa pengobatan standar medis terbaik, seperti adalat, lasix, dan lain-lain. Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah SWT dan kesabaran yang dijalani oleh para pasien tersebut, pengobatan dengan ketentuan penggunaan habbatus sauda’ dan kaidah pengobatan yang rasional secara syariat maupun medis, dalam jangka waktu sekitar rata-rata 1 sampai 2 minggu keadaan tekanan darahnya dapat distabilkan, menjadi rata-rata ± 120 – 130/70 – 80 mmHg.
Sementara untuk para pasien yang menjalani pengobatan habbatus sauda’ pada penyakit lemah/gagal jantung, gejala atau keluhan klinis yang menyertainya, seperti pembengkakan pada kedua tungkai, hipertensi, peningkatan denyut jantung, mudah lelah, sesak nafas, dan lain-lain, alhamdulillah, berangsur-angsur penyakit itu menghilang, dimulai dengan menurunnya tensi dan penstabilan denyut jantung, disertai dengan pengisutan pembengkakan pada kedua tungkainya melalui peningkatan frekwensi dan kuantitas pengeluaran air seni rata-rata minimal terjadi setelah hari ke-2 dan ke-3 setelah pemberian habbatus sauda’, dan selanjutnya rata-rata minimal mulai hari ke-14 keadaan lemah/gagal jantungnya secara klinis berkurang secara bermakna (terjadi penstabilan/penormalan kondisi kinerja jantungnya secara klinis sebesar 70 – 80 %). Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali, diminum seperti mengonsumsi obat, setelah makan, dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali, dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

3. Sebagai antidiabetes mellitus (penyakit kencing manis)
Salah satu studi yang dilakukan oleh Al-Awadi dan Gumma (di institusi kedokteran, yang berhubungan dengan diabetes mellitus di Kuwait) melaporkan bahwa penggunaan nigella sativa dikombinasikan dengan beberapa tanaman obat (herbal medicine) lainnya (yang terdiri dari Myrr, Gum Olybanum, Gum Asofeetida, dan Aloe), pada tikus yang menderita diabetes mellitus, dapat menimbulkan efek hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) secara bermakna. Dari studi diabetes mellitus lainnya menunjukkan bahwa terjadinya efek hipoglikemia pada pemberian nigella sativa ditentukan melalui adanya mekanisme aksi dari nigella sativa yang menghambat terjadinya proses glukoneogenesis (pembentukan glikogen [gula darah] baru dari pemecahan-pemecahan lemak dan protein tubuh) di hati. Volatile oil yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa juga menimbulkan efek hipoglikemia yang bermakna pada hewanhewan uji kelinci yang menderita diabetes mellitus dan telah terinduksi oleh aloxan (tanpa adanya efek perubahan pada insulinnya).
Pada studi lebih lanjut, Bamosa et al melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah pada orang sehat yang menerima nigella sativa dengan dosis 2 x 1 g/hari. Studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 55 penderita diabetes mellitus oleh Tissera MHA et al tahun 1998, melaporkan terjadinya penurunan kadar gula darah secara bermakna pada 72,7 % dari penderita diabetes mellitus yang menerima ekstrak minyak nigella sativa dengan dosis pemberiannya 2 x ½ sendok teh (2,5 ml)/hari , dengan cara diminum selama sebulan.
Sementara itu, terdapat juga studi yang pernah dilakukan di Indonesia, yaitu studi uji klinis efek hipoglikemia ekstrak jinten hitam (nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tipe 2, yang dilakukan oleh Ahmad dan Yasin, pada tahun 1998 di SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya – RSUD Dr Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur. Studi tersebut dilakukan untuk mencari obat alternatif yang mampu mengendalikan kadar glukosa darah dengan menggunakan tanaman tradisional, dan untuk membuktikan efek hipoglikemik ekstrak jinten hitam (nigella sativa) pada penderita diabetes mellitus tipe 2 tersebut. Desain studi ini adalah uji klinis fase 2, open-lable, dengan jumlah subjek uji 5 orang penderita diabetes mellitus tipe 2 yang sativa (berasal dari Yayasan Achmad Ismail, Jeddah, Arab Saudi) dalam bentuk sediaan larutan suspensi dengan dosis pemberian 60 ml dengan cara diminumkan ke pasien setiap hari, dalam waktu 4 bulan. Hasil yang didapat dari studi ini adalah pemberian ekstrak nigella sativa (sediaan larutan tersuspensi) pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan dosis pemberian 60 ml setiap hari secara bermakna dapat menurunkan kadar gula darah (efek hipoglikemik) pada menit ke-90 dan ke-150 (p < 0,05 [p = 0,035 dan 0,026]) setelah diminumkan. Sedangkan pada menit ke-30 setelah penerimaan ekstrak tersebut tidak memberikan nilai yang bermakna
(p > 0,05 [p = 0,180]). Kemudian dari sisi keamanan (safety) dari pemberian ekstrak tersebut selama masa studi tidak ditemukan adanya keluhan atau efek samping obat (adverse event drugs) yang bermakna pada semua subjek ujinya. Selanjutnya, hasil studi tersebut dapat disimpulkan bahwa efek kerja (efficacy) dari ekstrak jinten hitam (nigella sativa) belum nampak jelas pada menit ke-30 pasca pemberiannya.namun demikian, efek kerjanya mulai jelas terlihat setelah menit ke-90 pasca pemberiannya, dan efek kerjanya semakin jelas dan meningkat setelah menit ke -150 pasca pemberiannya. Mekanisme hipoglikemiai yang terjadi selama masa studi tersebut masih diperkirakan pada beberapa aspek, yaitu menurunkan angka glukoneogenesis (proses pembentukan gula darahyang terjadi melalui pengubahan senyawa-senyawa yang bukan dari jenis glukosa [seperti lemak dan protein] dari tempat penyimpanan atau cadangannya di dalam tubuh), meningkatkan glikolisis (proses penghancuran glukosa di dalam suatu sel atau jaringan tubuh, yang akan digunakan sebagai salah satu bahan untuk memungkinkan terjadinya proses metabolisme tingkat selnya) di jaringan perifer, menghambat pengeluaran hormon kontra regulator, meningkatkan sekresi insulin, meningkatkan sensitivitas insulin pada sel-sel otot dan hati, dan menghambat proses absorbsi (penyerapan) glukosa di usus.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kencing manis (diabetes mellitus) kronis, sekitar 5 sampai 10 pasien yang menerima habbatus sauda’, alhamdulillah, dari pasien yang telah divonis dokter dengan komplikasi sistemik (menyeluruh ke seluruh tubuhnya), dengan adanya borok yang sangat berbau (ulkus gangrene diabetes mellitus), kelainan nyeri dada (ischemic heart disease) dan stroke ringan-sedang, serta pengobatan rutinnya dengan insulin, sampai pasien diabetes mellitus berderajat ringan-sedang, dapat distabilkan/dinormalkan kadar gula darahnya, rata-rata minimal setelah pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) 1,5 hingga 2 bulan, dengan dosis pemberian 200 – 300 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali pemberian dengan cara diminum, setelah makan, dan juga dapat dikombinasi dengan minyak zaitun dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

4. Sebagai antikolesterol
Mekanisme antikolesterol yang dihasilkan nigella sativa sama seperti yang telah dijelaskan pada studi-studi mekanisme nigella sativa sebagai antioksidan, yang secara umum berperan dalam penghambatan terjadinya proses peroksidase lipid non-enzimatik sel dan sebagainya. Salah satu studi paling mutakhir terpublikasi, yang dilakukan pada 17 penderita dislipidemia (kelainan kadar-kadar kolesterol, trigliseride, HDL, dan LDL dalam darah), berusia 40 sampai 70 tahun, oleh Tissera MHA et al pada tahun 1997, melaporkan terjadinya penurunan kadar-kadar kolesterol total, LDL, dan trigliseride, dan peningkatan kadar HDL secara bermakna pada para penderita dislipidemia yang menerima ekstrak minyak nigella sativa dengan dosis pemberian 2 x ½ sendok teh (2,5 ml)/hari, dengan cara diminum, selama 1 bulan.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien berpenyakit kelainan kadar kolesterol darah/dislipidemia, baik peningkatan trigliseride, kilomikron, dan LDL, sekitar 5 sampai 7 pasien, alhamdulillah, dapat distabilkan semuanya rata-rata minimal setelah menjalani pengobatan selama 1,5 sampai 2 bulan. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 100 – 200 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

5. Sebagai BRM dan antikanker
Beberapa studi mutakhir melaporkan bahwa BRM (Biological Response Modiffier) dapat meningkatkan imunitas (jumlah sel darah putih dan proliferasi [pematangan] sel limfosit), hasil khemoterapi (terapi kimia untuk pengobatan kanker, seperti cyclophosphamide), dan terapi adjuvant (tambahan) pada hepatocarcinoma atau kanker hati (seperti fluouracyl), serta menghambat penurunan sel darah putih akibat pemberian khemoterapi (sebelumnya), penyebaran dan pertumbuhan kanker. BRM juga dilaporkan aman untuk penggunaan jangka panjang. Hasil studi-studi lainnya juga melaporkan bahwa BRM menunjukkan efek cytotoxic terhadap cell line kanker manusia, antikanker hati, imunomodulasi (peningkatan fungsi sel-sel limfosit T dan B, sel NK [natural killer], sel makrofage, sel CTL, produksi IL-2 dan 3, TNF-β4, dan menghambat apoptosis [pematian sel terprogram] secara spontan pada sel thymus normal). Studi mutakhir mengenai BRM yang dilakukan secara in vitro oleh Effendy, S., dan Reksodiputro, AH., Jakarta 2000, melaporkan bahwa ekstrak ethanol dapat menginduksi apoptosis , baik terhadap sel limfoid maupun sel kanker leukemia (non specific cells), BRM dapat memacu apoptosis selektif pada sel-sel kanker (mieloid) sampai dengan 52 %, BRM dapat meningkatkan viabilitas (pengaktifan) sel-sel imun – effector (limfoid) sampai 72 %, BRM dengan ethanol dapat meningkatkan efek potensiasi (penguatan) apoptosis terhadap sel kanker leukemia (salah satu kanker ganas sel darah putih), dan BRM dapat menimbulkan efek apoptosis pada sel kanker leukimia melalui jalur yang lebih spesifik daripada sifat umum jalur apoptosis yang dapat ditimbulkan oleh ethanol.
Studi BRM mutakhir lainnya yang dilakukan oleh Sajuthi, D., et al di Bogor tahun 2002 juga melaporkan bahwa peningkatan dosis BRM dapat menunjukkan peningkatan efektivitas penghambatan pertumbuhan sel-sel tumor dan kanker, melalui mekanisme kerja yang sinergis antara stimulasi sistem imun dan penghambatan aktivitas proses pembelahan sel-sel tumor/kanker dan peningkatan apoptosis sel tumor.
Ekstrak nigella sativa dianggap suatu BRM karena banyak studi-studi mutakhir yang menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa sangat beracun (toksik) terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kanker (cytotoxic). Dari studi-studi tersebut, ternyata zat-zat aktif utama dari ekstrak nigella sativa (thymoquinone dan dithymoquinone) dapat menghambat sel-sel tumor dan kanker, walaupun sel-sel ini telah kebal terhadap pengobatan antikanker sebelumnya, seperti cisplatine dan doxorubicine.
Studi mengenai aktivitas antikanker dari ekstrak nigella sativa pertama kali dilakukan oleh El-Kadi dan Kandil, yang melaporkan bahwa pemberian ekstrak nigella sativa akan memperkuat aktivitas sel-sel natural killer (NK) sebesar ± 200 – 300 % pada pasien-pasien yang menderita kanker dan sudah menjalani program pengobatan imunoterapi (salah satu jenis pengobatan kanker).
Studi lainnya yang dilakukan pada kasus-kasus keganasan secara topical (jaringan kulit), pada hewan uji tikus, menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa yang dikombinasikan dengan crocus sativus dapat menghambat dua tingkat fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu fase inisiasi dan fase promosi pada selsel kanker kulit (papilloma dan skin carcinoma formations). Pada studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat menghambat terjadinya aktivitas 20-methylcholantrene yang diinduksi oleh kanker ganas jaringan lunak Sarkoma. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa mengandung asam-asam lemak yang secara eksperimen dari jaringan/hewan uji (in vitro) dapat menimbulkan efek aktivasi penghancuran sel-sel kanker (cytotoxic) sebesar 50 % terhadap kanker-kanker hati (Ehrilch ascites carcinoma [EAC]), Dalton’s lymphoma ascites (DLA), dan sel kanker ganas Sarkoma-180, dan secara eksperimen dari hewan uji pada tikus dapat menghambat perkembangan EAC secara sempurna.
Thymoquinone dan dithymoquinone (suatu zat aktif yang terkandung dalam nigella sativa) memiliki efek aktivasi penghancuran sel-sel kanker (cytotoxic) lebih baik terhadap pertumbuhan sel-sel tumor/kanker yang telah 10 kali lebih kebal terhadap pemberian obat-obatan kanker doxorubicine dan etoposide. Pada studi lainnya, yang dilakukan pada tikus betina Swiss, menunjukkan bahwa thymoquinone menurunkan insidensi (angka kejadian) dan pelipatgandaan aktivitas benzo-α-pyrene dan 20-methylcholanthrene yang terinduksi oleh sel-sel kanker ganas fibrosarkoma yang terjadi sampai 70 %.
Pada studi lainnya, fraksi kromatografi kolum ethyl-acetat (CC5)pada ekstrak ethanol nigella sativa juga menunjukkan efek cytotoxic terhadap pertumbuhan beberapa sel-sel kanker yang berbeda, seperti Hep.G2, Molt.4, dan Lewis lung carcinoma – salah satu jenis kanker paru-paru. Pada studi selanjutnya dilaporkan bahwa CC5 dan α-hydrine (AH) yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa menghasilkan suatu dosis dependen yang dapat menghambat laju pertumbuhan sel-sel tumor/kanker dan sebanding dengan penggunaan antikanker cyclophosphamide – salah satu obat kanker.
Studi-studi mutakhir terpublikasi mengenai efek nigella sativa melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa – terutama zat-zat aktifnya, seperti thymoquinone – memiliki banyak khasiat penghambatan dan pematian terhadap pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel kanker pada tubuh manusia. Di antaranya dapat berfungsi sebagai potentian chemopreventive, cytotoxic, antiangiogenic activity (aktivitas pertumbuhan faktor-faktor pembentukan formasi pembuluh-pembuluh darah baru pada proses keganasan/kanker). Dan hipoksia-induced angiogenesis [HIF-1α] (pada para pasien yang menderita kanker payudara, kolon [usus besar], dan prostat), dan pencetus apoptosis (pematian sel-sel kanker secara terprogram) pada pasien-pasien yang menderita kanker colorectal (usus besar).
Beberapa studi paling mutakhir terpublikasi, telah dilakukan oleh Notwood dan Farah. Norwood et al pada tahun 2006 telah melakukan studi klinis secara in vitro yang bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan mekanisme aksi dari beberapa antioksidan (scavenger of ROS – Reactive Oxygen Species [zat radikal bebas yang sangat reaktif di dalam tubuh – sangat mengganggu terjadinya proses metabolisme pada sel/jaringan tubuh, sehingga memungkinkan sekali terjadinya kerusakan daripadanya- yang terbentuk dari beberapa senyawa atau unsure yang mengandung oksigen]) yang dapat berperan sebagai agent khemoterapi, yaitu thymoquinone (nigella sativa), Epigallocatechin-3-gallate – EGCG (green tea), dsn 5-fluorouracil (5-FU), serta mengevaluasi dosis efektif dari ketiga antioksidan tersebut dalam pengobatan kanker usus besar. Hasil studi ini menunjukkan bahwa ketiga antioksidan tersebut dapat menimbulkan aksi peningkatan penghancuran sel kanker (apoptosis) dimulai sejak 24, 48, dan 72 jam setelah pemberian dan faktanya mulai bekerja dari kedua antioksidan tersebut (thymoquinone dan EGCG) hamper sama dengan 5-FU. Adanya data ini dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan bahwa thymoquinone (nigella sativa) dan EGCG (green tea) secara in vitro dapat berperan sebagai sebagai suatu agent khemoterapi seperti agent khemoterapi lainnya yang sudah standar (yaitu 5-FU) pada pengobatan kanker kolon.
Sebelumnya Farah et al pada tahun 2005 juga telah melakukan studi klinis secara in vitro yang bertujuan untuk menentukan perbandingan aspek kemanfaatan (efficacy aspect) dan aspek keamanan (safety aspect) thymoquinone (Black Seed) dengan vitamin E terhadap dampak metabolisme tingkat sel, dari sel A549 (MDA) yang dikultur selama 24, 48, dan 72 jam. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa thymoquinone secara bermakna menurunkan level MDA selama masa studi. Sebaliknya, vitamin E menimbulkan efek toksisitas dan kerusakan sel A549 tersebut lebih besar disbanding efek proteksi selnya.
Data lainnya yang didapat adalah 24 jam setelah pemberian thymoquinone – terhadap sel A549 tersebut – menunjukkan adanya aktivitas perbaikan/pemulihan (berupa sintesis protein) metabolisme tingkat sel tertinggi disbanding vitamin E. setelah 72 jam pemberian thymoquinone aktivitas pemulihan metabolisme tingkat sel ini mulai mengalami penurunan sampai tingkat terendah, begitu juga dengan pemberian vitamin E. kemudian jumlah sel yang mengalami kerusakan atau kelainan perkembangan (akibat terjadinya metabolisme sel A549 tersebut), juga mengalami penurunan secara bermakna setela 24 jam pemberian thymoquinone dan masih terus mengalami penurunan yang bermakna selama masa studi tersebut, disbanding dengan pemberian vitamin E. Adanya data ini dapat dijadikan sebagai suatu kesimpulan bahwa thymoquinone (Black Seed) memiliki efektivitas yang sangat besar terhadap viabilitas (keutuhan/kehidupan) dan fungsi suatu sel.
Studi-studi mutakhir lainnya juga menunjukkan bahwa thymoquinone juga dapat mencegah beberapa efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan-pengobatan kanker terhadap tubuh, seperti CCl4 (toksik pada hati dan ginjal) dan lain-lain.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien yang mengalami kanker leukemia, tumor payudara, dan peningkatan kadar hiperbilirubin akibat penyakit hati/sirosis hepatic, sekitar 5 pasien. Alhamdulillah, seorang pasien telah mengalami penurunan kadar bilirubin secara bermakna (dari 11 menjadi 2 – 3 skala laboratorium standar) dalam waktu 3 hari, tiga pasien yang lain mengalami penurunan angka leukosit (dari 145.000 menjadi 5.000 – 7.000 skala laboratorium standar) dalam waktu rata-rata minimal 1 bulan – tanpa menggunakan khemoterapi, dan seorang pasien lagi mengalami penghilangan tumor payudara – berdasarkan pemeriksaan klinis spesialis bedah dan pemeriksaan CT-scan dan pencitraan standar lainnya. Pengonsumsian habbatus sauda’ (bentuk kapsul) dengan dosis pemberian 100 – 200 mg/kg berat badan, dibagi dalam 4 – 5 kali pemberian kepada pasien dengan diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran 1 sendok teh setelah makan.
6. Efek habbatus sauda’ terhadap sistem imunitas tubuh
Beberapa studi telah dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi efektivitas ekstrak nigella sativa pada sistem imun (kekebalan) tubuh manusia dan hasilnya membuktikan bahwa ekstrak nigella sativa dapat merangsang dan memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia melalui peningkatan jumlah, mutu dan aktivitas sel-sel kekebalan tubuh manusia secara bermakna.
Salah satu studi yang dilakukan oleh El-Kadi dan Kandil melaporkan bahwa efek nigella sativa terhadap sistem imun tubuh setelah diberikan pada orang sehat dengan dosis 2 x 1 g/hari ternyata dapat memperkuat fungsi-fungsi imun tubuh, yang manifestasinya ditunjukkan dengan terjadinya perbaikan/peningkatan rasio sel limfosit T helper (Th-4), sel limfosit T suppressor (Ts-8) dan aktivitas sel natural killer (NK). Namun demikian, terdapat penurunan pada beberapa kadar immunoglobulin/antibody (seperti IgA, IgG, dan IgM). Studi lebih lanjut yang dilakukan oleh Haq, et al melaporkan bahwa efek ekstrak nigella sativa dapat memperkuat produksi interleukin-3 (IL-3) pada sel-sel limfosit manusia dan meningkatkan interleukin-1beta (IL-1β) yang dihasilkan pada sel-sel makrofage tubuh.
Studi lainnya pada kultur sel-sel limfosit yang dilakukan juga oleh Haq et al melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa dan protein-protein yang terkandung di dalamnya dapat menghasilkan efek stimulator pada sistem imun tubuh yang sebanding dengan efek supressornya. Efek stimulator tersebut ditunjukkan dengan adanya protein-protein (P1 dan P2) dari ekstrak nigella sativa yang terfraksinasi (fractionated proteins), yang menghasilkan efektivtas maksimum pada kadar 10 αg/ml, dan produksi TNF-α (tumour necrotizing factors-α), baik pada sel-sel yang telah dan yang belum teraktivasi oleh mitogen (yang dapat menimbulkan mitosis/pembelahan sel). Sedangkan efek suppressor dari ekstrak nigella sativa tersebut ditunjukkan dengan terjadinya aktivasi sel-sel limfosit akibat adanya poked-weed mitogen (salah satu jenis zat yang bersifat mitogen). Studi tersebut juga melaporkan bahwa dari media kulturnya, yang terdiri dari sel-sel mononuclear (seperti makrofage dan limfosit) yang nonaktif pada darah perifer, ditunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat memproduksi banyak sekali sel-sel IL-1β (dengan tidak menunjukkan efek sekresi IL-4).
Studi lainnya yang dilakukan melalui pengamatan terhadap fraksi (bagian) kromatografi ethyl-acetate ekstrak ethanol nigella sativa juga telah dilaporkan bahwa ekstrak nigella sativa tersebut dapat memperkuat respons kekebalan sel tubuh manusia.
Studi-studi mutakhir lainnya melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat menghasilkan efek penghambatan pada aktivitas virus HIV (human immunodeficiency virus) yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) - walaupun mekanisme yang mendasarinya belum dapat diidentifikasikan lebih lanjut, menyembuhkan penyakit-penyakit alergi dan asma bronkhial (melalui mekanisme-mekanisme penstimulasian sel-sel limfosit T helper-1 [Th-1] dan penghentian proses peradangan yang ditimbulkan oleh sel-sel eosinofil secara selektif pada aliran darah dan dinding saluran nafas), dan menyembuhkan penyakit-penyakit infeksi virus seperti flu, cacar, herpes, infeksi saluran kemih (akut dan kronis), penyakit peradangan pada pelvis/rongga panggul (neuroimmune appendicitis, Crohn’ disease [inflammatory bowel syndrome], dan kanker usus besar), dan kelumpuhan pada persarafan wajah akibat peradangan atau infeksi (cerebral facial palsy) – melalui mekanisme penstimulasian BCG-like Th-1.
Salah satu studi paling mutakhir terpublikasi yang dilakukan pada 152 pasien yang menderita penyakit alergi (rhinitis alergica) seperti pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, asma bronchial, dan dermatitis kontak alergi (eksim atopik pada kulit) oleh Kalus, U. et al yang dilakukan di Jerman tahun 2003 melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa yang diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis 40 – 80 mg/kg/hari dengan cara diminumkan dapat menurunkan kepekaan individu terhadap rangsang alergi – yang ditunjukkan dengan terjadinya penurunan nilai-nilai dari suatu skala yang mengukur kepekaan terhadap allergen, yaitu subjective severity of target symptoms, dan terbukti dapat digunakan sebagai terapi adjuvant (tambahan) untuk penyakit-penyakit alergi tersebut.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei sekitar 20 sampai 30 pasien yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, terutama pasien-pasien kanker yang sedang menjalani khemo/radioterapi dengan pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 200 – 300 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali pemberian dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran 1 sendok teh setelah makan.

7. Sebagai antiperadangan dan antinyeri
Banyak studi yang telah dilakukan untuk meneliti dan mengevaluasi efektivitas ekstrak nigella sativa sebagai antiinflamasi/peradangan dan antinyeri/analgesia, dan hasilnya membuktikan bahwa nigellone - suatu polimer karbonil dari thymoquinone, dithymoquinone, thymohydroquinone (zat-zat aktif yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa) dapat berfungsi sebagai fasilitas antiinflamasi dan zat yang diharapkan untuk pencegahan dan pengontrolan pada penyakit-penyakit asma bronkhial dan yang disebabkan oleh kondisi-kondisi alergi. Di Arab Saudi dan negara-negara tetangganya telah menggunakan ekstrak nigella sativa sebagai obat anti asma bronchial. Indikasi ini juga bersamaan dengan penggunaannya sebagai pengobatan topical (pengobatan melalui jaringan kulit) untuk mengatasi keluhan nyeri dan kekakuan pada sendi-sendi tulang tubuh.
Salah satu studi yang dilakukan oleh Houghton et al pada hewan uji tikus melaporkan bahwa ekstrak minyak nigella sativa dengan zat aktifnya thymoquinone dapat menghambat aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan 5-lipooxygenase (5-LOX) dari metabolisme arakhidonat sel-sel leukosit peritonealnya, yang ditunjukkan melalui mekanisme penghambatan dosis dependen formasi thromboksan B2 (Tx-B2) dan leukotriens B4 (LTs-B4). Studi ini kemudian dilanjutkan oleh Mutabagani, El-Mahdi, dan AL-Ghamdi yang memperkuat hasil studinya, bahwa ekstrak minyak nigella sativa memang dapat menghambat aktivitas jalur COX dan 5-LOX dari metabolisme arakhidonatnya tersebut, dan hasilnya relative sebanding dengan efek dari penggunaan indometacine dan aspirine - keduanya termasuk obat antiinflamasi non steroid (AINS).
Menurut Houghton et al dalam salah satu studinya menyatakan bahwa mekanisme antiinflamasi dari ekstrak minyak nigella sativa berhubungan dengan penghambatan pada pembentukan zat (sintesis) eicosanoid, sedangkan mekanisme antinyeri (analgesia) dari ekstrak minyak nigella sativa berhubungan dengan aktivasi reseptor opiate pada system saraf pusat (otak), yaitu reseptor-reseptor supraspinal mu 1 [μ1] (yang dapat menimbulkan efek-efek analgesia [penghilang rasa nyeri], euphoria [rasa senang hati/gembira], dan penurunan suhu [hipotermia]) dan kappa-opioid (yang dapat menimbulkan efek-efek spinal analgesia, depresi [menurunkan frekwensi] nafas, miosis [mengecilkan bola mata/pupil], dan hipotermia), yang mana aktivasi ini dapat diperoleh dari efek antinosiseptik ekstrak minyak nigella sativa, dan juga dari efek-efek antagonis pada obat-obatan naloxone, naloxonazine dan nor-binaltorphimine.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei sekitar 20 sampai 30 pasien yang mengalami pegal linu (myalgia) dan rematik (rheumatoid arthritis). Alhamdulillah, pasien mengalami penyembuhan rata-rata minimal setelah penggunaan selama 3 sampai 4 minggu. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, dibagi dalam 3 kali pemberian dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dengan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

8. Sebagai antihistamin
Studi mengenai efek antihistamin pertama kali dilakukan oleh El-Dakhakhany, yang melaporkan bahwa thymoquinone – salah satu zat aktif dari nigella sativa – dapat menghentikan proses penyempitan saluran nafas (bronchospasme) yang telah terinduksi oleh histamin pada musang. Hasil studi lainnya yang dilakukan secara in vitro oleh Chakarvati menunjukkan bahwa nigellone – salah satu polimer karbonil thymoquinone – secara efektif dapat melepaskan histamin dari sel-sel mast (basofil) darah melalui penurunan kadar kalsium intrasel dan penghambatan aktivitas protein kinase C.
Penulis mendapatkan data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir pada tahun 2008, yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian habbatus sauda’ (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 μ/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronchus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Hasil dari studi-studi tersebut juga menunjukkan bahwa efek-efek yang dapat ditimbulkan tersebut, bersamaan dengan efek-efek antiinflamasi dan analgesia, dapat mendukung penggunaan ekstrak nigella sativa untuk pengobatan penyakit-penyakit eksim (dermatitis kontak alergi), asma bronkhial, akibat sengatan kalajengking serta laba-laba, dan akibat gigitan kucing, anjing, serta ular.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei penyembuhan pasien-pasien yang mengalami batuk-pilek alergi dan biduran (urtikaria), sekitar 40 sampai 50 pasien. Alhamdulillah, setelah satu kali 24 jam mengonsumsi habbatus sauda’ pasien mengalami penyembuhan. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.
9. Sebagai obat penyakit asma bronkhial
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, bahwa di Arab Saudi dan negara-negara tetangganya telah menggunakan ekstrak minyak nigella sativa sebagai obat antiasma bronkhial. Hasil dari beberapa studi menunjukkan bahwa nigellone – sebagai suatu polimer dari thymoquinone – terbukti berperan sebagai suatu zat pencegah (profilaksis) dan pengobatan yang terbaik untuk penyakit-penyakit asma bronchial dan bronchitis asmatis, dan ternyata penggunaannya lebih efektif diberikan pada penderita anak-anak dibandingkan pada penderita dewasa.
Hasil studi lainnya yang dilakukan oleh El-Tahir et al pada hewan uji tikus menunjukkan bahwa ekstrak minyak nigella sativa secara sentral dapat memperbaiki pernafasan dan tekanan saluran nafas (intra trakhea), yang mana efek ini hamper sama dengan efek yang ditimbulkan oleh endometacine, hydrocortisone, dan diethyl carbamazine (obat-obatan antiinflamasi/peradangan) dan berlawanan dengan efek yang ditimbulkan oleh mepyramic, atropine, dan reserpine.
Hasil studi mutakhir yang dilakukan oleh Aqel, MB dam Smith, LJ juga melaporkan bahwa mekanisme ekstrak nigella sativa dan tanaman obat-obatan (herbal medicine) lainnya untuk menyembuhkan penyakit asma bronchial ditunjukkan melalui penghambatan aktivitas jalur cyclooxygenase (COX) dan lipooxygenase (LOX) dari metabolisme arakhidonat dan leukotriens (LTs) yang merupakan salah satu zat biokimia yang memproduksi terjadinya proses inflamasi dan penyempitan pada saluran nafas – yang kekuatannya 1000 kali zat histamin, dan pelepasan zat-zat histamin dari sel-sel mast (basofil) darah secara kuat.
Penulis mendapatkan data dari hasil studi ilmiah terbaru berdasarkan penelitian mutakhir tahun 2008, yang dilakukan oleh Arantrinita di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang menunjukkan bahwa pemberian habbatus sauda’ (minyak jinten hitam) dengan dosis 30 μ/20 g berat badan pada seekor mencit per hari terbukti dapat menurunkan angka limfosit CD4+ bronchus mencit Balb/C model alergi inflamasi.
Penulis juga mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien asma bronkhial, sekitar 6 sampai 7 pasien. Alhamdulillah, mengalami perbaikan yang bermakna dalam waktu satu kali 24 jam setelah pemberian habbatus sauda’. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

10. Sebagai antiinfeksi (bakteri, virus, dan parasit)
Studi yang pertama kali dilakukan oleh Topozala et al dan dilanjutkan oleh El-Fatatry melaporkan bahwa fraksi fenol dan volatile oil dari ekstrak minyak nigella sativa dapat meningkatkan aktivitas system imun tubuh untuk membunuh kuman-kuman (bakteri) gram positif. Hasil studi lainnya yang dilakukan oleh Hanafi dan Hatem melaporkan bahwa diethyl ether dari ekstrak nigella sativa dapat menghambat dan menghentikan aktivitas dan kehidupan bakteri-bakteri gram positif, seperti bakteri Staphylococcus aureus, dan gram negatif seperti bakteri Pseudomonas aeroginosa dan Escherichia coli, dan juga menunjukkan efek sinergistik (saling memperkuat efektivitas) terhadap obat-obatan antibiotic lainnya, seperti spectinomycine, erythromycine, tobramycine, doxycycline, chloramphenicol, nalidixic acid, ampicillin, lincomycine, dan cotrimoxazole. Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak tersebut memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas dan kehidupan dari Candida albicans – salah satu jenis jamur. Pada studi terbaru ditunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat berperan baik pada pengobatan bakteri-bakteri gram positif dan negatif yang telah resisten terhadap pengobatan multi antibiotic sebelumnya.
Studi lainnya yang dilakukan oleh Salem, MI dan Hossain, MS pada hewan uji tikus melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa secara mencolok menghambat dan mematikan aktivitas virus (cytomegalovirus) yang ada di dalam limpa dan hati, melalui mekanisme peningkatan produksi dan fungsi dari sel interferon gamma (IFN-γ).
Studi lainnya yang dilakukan oleh Akhtar dan Riffat, serta Agarwal, R et al melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa dan fraksi alkohol yang terkandung di dalamnya dapat menurunkan persentase jumlah telur-telur cacing, seperti earth worms (Pheritima posthuma, Ascaris lumbricoides, Ankylostoma duodenale, Necator americanus, dan Oxyuris oxyuria), tapeworms (Taenia solium), hookworms (Bunostomum trigonocephalum), dan nodular worms (Oesophagustomum colombionum) dalam feses anak-anak penderita cacingan saat diberikan dengan cara meminumkannya dengan dosis 1 ml/kg (dalam sediaan ekstrak minyak menthol) dan 200 mg/kg (dalam keadaan serbuk), yang sebanding dengan pemberian obat-obat cacing lainnya, seperti netobimine (20 mg/kg) dan piperazine (upixone). Hasil studi ini juga menunjukkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat mencegah terjadinya kerusakan hati akibat infeksi dari cacing Schistosoma Mansoni.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien, sekitar 10 sampai 20 % pasien yang berpenyakit ISPA/influenza dan satu pasien berpenyakit TBC (tuberculosis) paru-paru. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 80 – 100 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan. Untuk influenza/ISPA, atau 100 – 200 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, begitu juga untuk penyakit TBC, obat tersebut diminum setelah makan, dan dapat juga dik,,.inasi dengan minyak zaitun dan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

11. Sebagai antipanik (anxietas) dan depresi
Studi mutakhir terpublikasi pada hewan uji mencit yang dilakukan oleh Parvahdeh, S dan Hosseinzadeh, H pada tahun 2003 melaporkan bahwa thymoquinone yang diberikan dengan dosis 80 mg/kg/hari, dengan cara diminumkan, tidak menimbulkan efek hipnotik, tetapi akan menimbulkan relaksasi otot. Sedangkan pemberian dengan dosis 1 – 2 mg/kg/hari, dengan cara diminumkan, dapat menekan aktivitas lokomotor pada system saraf pusat dan perilaku yang berhubungan dengannya. Hasil studi ini menunjukkan bahwa thymoquinone dapat berperan sebagai obat antipanik (antianxietas) melalui mekanisme-mekanisme perelaksasian otot (perangsangan pada reseptor gamma [γ], yang dapat menimbulkan efek penghambatan aktivitas sel-sel otot) dan menurunkan aktivitas lokomotor pada system saraf pusat.
Hasil studi terpublikasi paling mutakhir yang dilakukan oleh Al-Naggar, TB et al di Spanyol pada tahun 2003 menunjukkan bahwa ekstrak menthol yang terkandung dalam nigella sativa juga dapat mempengaruhi aktivitas system saraf pusat dan menimbulkan efek antidepresi yang kuat terhadap tubuh manusia.

12. Efek habbatus sauda' terhadap system saluran pencernaan
Studi-studi yang dilakukan di Yunani telah melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat digunakan untuk penyembuhan sakit perut dan berfungsi sebagai zat-zat yang dapat memperlancar pencernaan, pencahar, dan gangguan pada saluran empedu hati (antijaundice). Studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji musang oleh Chopra et al melaporkan bahwa serbuk ekstrak nigella sativa yang diberikan dengan cara diminumkan dapat mempermudah pengeluaran gas flatus (kentut) dari dalam tubuh, sedangkan nigellone (salah satu polimer karbonil thymoquinone) dapat berfungsi sebagai antagonis (penghambat) aktivasi terjadinya kontraksi pada saluran pencernaan yang telah terinduksi oleh zat histamin.
Studi lainnya yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh El-Dakhakhani et al melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa dapat menurunkan sekresi (pengeluaran) gastrin – salah satu hormone eksokrin tubuh pada organ lambung dan usus halus – dan menyembuhkan perlukaan/borok (ulkus) pada lambungnya. Hasil dari studi ini juga menunjukkan bahwa pemberian nigella sativa dapat melindungi dinding lambung dan saluran pencernaan terhadap terjadinya ulkus sampai dengan 53,56 % dengan cara meningkatkan kadar musin (salah satu hormone eksokrin tubuh di organ lambung dan usus halus) dan glutathione (salah satu zat antioksidan yang dapat memperbaiki kondisi sel-sel lambung dan saluran pencernaan), serta menurunkan kadar zat histamin (yang terkandung dan disekresi lambung dan saluran pencernaan) dan formasi pembentukan ulkus pada organ-organ tersebut.
Studi mutakhir lainnya yang dilakukan pada hewan uji kelinci, melaporkan bahwa ekstrak nigella sativa pada dosis 0,1 – 3 mg/ml dapat menunjukkan efek perelaksasian otot-otot polos dinding saluran pencernaan secara spontan, dan efek penghambatan kontraksi otot-otot polos tersebut yang telah terinduksi oleh ion kalium, yang terjadi melalui mekanisme calcium channel blockade (penutupan pintu masuk ion kalsium [Ca2+]) pada sel-sel saluran pencernaan.

13. Efek habbatus sauda' terhadap system perdarahan
Di Kuwait, ekstrak nigella sativa dan lemak alami digunakan untuk pengobatan perdarahan dari hidung (epistaksis). Studi yang dilakukan pada hewan uji tikus oleh Ghoneim et al di Kuwait pada tahun 1983 melaporkan bahwa minyak-minyak yang terkandung dalam ekstrak nigella sativa secara bermakna dapat memperpendek atau mempercepat terjadinya proses perdarahan (ditunjukkan oleh nilai indikator waktu perdarahan [bleeding time - BT] yang rendah), dan terjadinya pembekuan darah (yang ditunjukkan oleh nilai indikator waktu pembekuan darah [clotting time - CT] yang rendah).
Salah satu studi mutakhir terpublikasi yang dilakukan pada pasien oleh Tissera, MHA et al pada tahun 2001 melaporkan terjadinya peningkatan kadar Hb (haemoglobin) dan sel darah merah (erythrosit) secara bermakna pada para pasien yang menderita anemia defisiensi, anemia karena gangguan pada sumsum tulang belakang, dan snemia karena kehamilan, yang menerima ekstrak minyak nigella sativa dengan dosis pemberian 2 x ½ sendok teh (2,5 ml)/hari dengan cara diminumkan selama dua bulan.
Penulis mendapatkan beberapa pengalaman klinis pada survei pasien-pasien kanker, sekitar 10 pasien, yang mengalami perdarahan pasca persalinan, kurang darah (anemia) dalam kehamilan/persalinan, mual-muntah dalam kehamilan (hiperemesis gravidarum), ASI terhambat/lactagoge (pasca persalinan), penambah nafsu makan, stamina dan gairahhidup, mengatasi lemah syahwat dan ejakulasi dini, dan lain-lain. Pengonsumsian habbatus sauda’ (berbentuk kapsul) dengan dosis pemberian 40 – 80 mg/kg berat badan, yang dibagi dalam 3 kali pemberian pada pasien dengan cara diminumkan, setelah makan, dan dapat juga dikombinasi dengan madu cair dengan dosis 3 kali dan takaran ½ sampai 1 sendok teh setelah makan.

Dari studi-studi ilmiah tersebut dapat ditunjukkan bahwa ekstrak minyak nigella sativa memiliki khasiat terhadap sebagian besar penyakit yang menyerang tubuh manusia. Di antara khasiat-khasiatnya adalah sebagai pencegah penurunan Hb (haemoglobin) dan jumlah leukosit, serta pencegah kerusakan-kerusakan pada hati, darah, dan ginjal akibat pemberian obat-obatan kanker,sebagai pengobatan penyakit sindroma fanconi (yang timbul akibat pemberian obat kanker), sebagai antioksidan, dapat menyembuhkan penyakit sirosis hepatis, sebagai antihipertensi (sebanding dengan diuretik dan Ca-blocker), sebagai antidiabetes mellitus, sebagai antikolesterol (penyakit dislipidemia), sebagai antikanker payudara, usus besar, paru-paru, hati, dan prostat, sebagai antitumor, sebagai antikanker darah (leukimia), dapat meningkatkan system kekebalan tubuh, sebagai antihistamin, sebagai antiinflamasi/peradangan, sebagai antibiotik (baik untuk bakteri-bakteri gram positif maupun gram negatif), sebagai antivirus, sebagai antijamur, sebagai anticacing, dapat menghambat aktivitas infeksi HIV (virus AIDS), sebagai antiflu, sebagai antipilek dan hidung tersumbat (rhinitis), sebagai antinyeri, sebagai antiinfeksi saluran kemih, sebagai antiperadangan di rongga pelvis/panggul, sebagai pengobatan appendicitis, sebagai pengobatan Crohn' disease(inflammatory bowel syndrome), dan kanker usus besar, sebagai pengobatan cerebral facial palsy, seagai antipanik, sebagai antidepresi, sebagai antirematik, sebagai antiosteoporosis, sebagai antiasma, sebagai antibronkhitis, sebagai antibisa hewan, seperti ular, kalajengking, laba-laba, kucing, anjing, kelinci, dan monyet, dapat juga sebagai antistroke, sebagai antikejang, sebagai antiepilepsi, sebagai antigastritis, sebagai obat pencahar, dapat juga mempercepat proses pembekuan darah, sebagai suplemen tubuh, dan lain-lain.

----------------------------------------------------------------------
* dr. H. Hendrik, S.Ked., M.Kes. Aktivitas sehari-hari adalah di Bagian Radiologi-Radioterapi Onkologi, RSUD DR Moewardi, Surakarta, Jawa Tengah. S1 dan profesi dokter dari FK Universitas Indonesia, Program Pascasarjana MMKO-IKM, FKU UGM, Program Pendidikan Dokter Spesialis di Bagian Radioterapi-Onkologi, FKUI RSCM

Selasa, 29 Juni 2010

Mendambakan Listrik Murah



Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dengan rata-rata 10 persen yang dimulai 1 Juli 2010 telah membuat sebagian besar rakyat Indonesia mengalami kebingungan ketika mendengar dinaikkannya harga tarif tersebut. Pasalnya hampir di sebagian besar sektor industri dan rumah tangga tergantung kepada energi listrik.

Bahkan, dalam masalah ibadah pun masyarakat sangat tergantung kepada adanya daya tersebut. Namun, ironisnya kenaikan TDL ini sebagaimana kejadian sebelumnya tidak diikuti dengan pelayanan publik yang memadai serta dalam upaya untuk meningkatkan keandalan listrik dan menambah daya. Karena, sering terjadinya pemadaman listrik. Baik terencana (terjadwal) maupun mendadak. Itu disebabkan karena PLN kekurangan daya, akibat mesin-mesinnya banyak yang sudah tua dan rusak, ketiadaannya biaya investasi, menyebabkan harus dilakukan overhaul, yang akhirnya merugikan masyarakat banyak dengan pemadaman listrik tersebut.

Sebagaimana diketahui teknologi listrik termasuk teknologi tinggi banyak alat-alat yang masih harus diimpor dan harganya mahal. Padahal APBN terbatas. Akibatnya, kenaikan Tarif Dasar Listrik secara periodik (rutin) menjadi pilihan. Kenaikan ini sebenarnya sudah berlangsung berkali-kali sejak zaman Soeharto hingga masa Susilo Bambang Yudhoono (SBY).

Saat ini pun pemerintah telah memastikan akan menaikkan kembali Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk yang ke sekian kalinya. Tepatnya pada bulan Juli tahun 2010. Lebih dari itu, karena keterbatasan PLN untuk memasok ketersediaan listrik, pemerintah mengundang swasta untuk ikut membangun fasilitas pembangkit dan transmisi.

Swasta menjawab undangan ini dengan meminta kontrak karya (keharusan PLN membeli listrik mereka, tentu dengan harga lebih mahal). Ini pun sudah berlangsung lama. Akibatnya, dalam perkembangan selanjutnya, PLN tidak lagi menjadi pemain tunggal dalam kelistrikan. Apalagi UU Listrik yang disahkan baru-baru ini memberikan peluang lebih lebar lagi kepada pihak swasta/asing untuk bersaing dengan PLN dalam penyediaan listrik. Termasuk dalam proyek penyediaan listrik 10.000 MW.

Konsekuensinya, listrik benar-benar menjadi barang ekonomi. Apalagi pemerintah akan terus mengurangi subsidi bagi PLN.

Solusi Ekonomi Konvensional Pengamat ekonomi di Indonesia sudah banyak yang berpendapat, bahwa mengalihkan beban biaya produksi listrik yang tinggi kepada rakyat melalui kenaikan TDL (yang tidak diikuti pelayanan yang baik) bukanlah satu-satunya alternatif solusi dan juga bukan solusi terbaik. Masih ada alternatif lain yang lebih baik, yaitu mengevaluasi kembali kinerja PLN itu sendiri.

PLN saat ini dikenal sebagai perusahaan yang memiliki kinerja dengan 3 kombinasi yang tidak logis, yaitu: sudah disubsidi, tarifnya mahal, rugi lagi. Kombinasi yang dianggap logis menurut logika ekonomi konvensional adalah: disubsidi, rugi, dan tarifnya murah; atau kombinasi yang lain yaitu: disubsidi, untung, dan tarifnya mahal.

Paling tidak, ada 3 sumber masalah yang menyebabkan terjadinya kombinasi tidak logis pada PLN tersebut, yaitu:

1. Banyak terjadi korupsi di tubuh PLN.
2. Ketidakefesienan dalam pengelolaan PLN.
3. Pengadaan listrik swasta melalui sejumlah konsorsium, yang mengharuskan PLN membeli listriknya dengan harga yang mahal.

Oleh karena itu, jika 3 sumber masalah dalam tubuh PLN tersebut dapat diatasi manajemen PLN yang ada sekarang ini dan tentu saja dengan dukungan politik yang kuat oleh pemerintah, maka opsi kenaikan TDL dapat dihindari. Solusi tersebut adalah solusi yang banyak ditawarkan oleh pakar-pakar ekonomi konvensional saat ini, yang senantiasa berujung pada 2 kalimat besar, yaitu penghapusan korupsi dan pengelolaan perusahaan yang lebih efesien. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah solusi di atas sudah merupakan solusi terbaik?

Akar Masalah: Pendekatan 'Dagang' teori-teori ekonomi konvensional yang berkembang saat ini tidak pernah keluar dari kerangka ideologi Kapitalisme. Inti ajaran Kapitalisme dalam persoalan ekonomi yang paling 'saklar' adalah ekonomi pasar bebas. Pengelolaan ekonomi yang paling baik adalah pengelolaan ekonomi yang diserahkan kepada pihak swasta melalui mekanisme pasar bebas-nya. Semakin sedikit negara ikut campur dalam urusan ekonomi, maka akan semakin baik ekonomi negara tersebut (Deliarnov, 1997 Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Rajawali Press,
Jakarta).

Itulah paham yang selama ini menjadi 'penjara' bagi segenap pengembangan teori ekonomi konvensional. Akibatnya, tidak pernah ada solusi yang 'berani' keluar dari pemikiran ekonomi di atas. Landasan paham seperti ini pulalah yang dijadikan 'dalil' oleh pihak IMF dan Bank Dunia untuk memaksa Indonesia agar terus-menerus melakukan liberalisasi ekonomi di semua sektornya. Termasuk sektor listrik.

Satu per satu perusahaan milik negara 'dipreteli' melalui program privatisasi dan divestasi sehingga menjadi milik swasta, yang ujung-ujungnya tidak lain adalah swasta asing, yaitu para kapitalis kelas dunia. Akibatnya penjajahan mereka atas negara-negara seperti Indonesia ini tetap bisa dilestarikan.

Perubahan status PLN dari perusahaan jawatan yang lebih berorientasi pada pelayanan menjadi PT yang lebih berorientasi laba/ profit, yang sahamnya boleh dibeli oleh pihak swasta mana pun. Demikian juga munculnya listrik swasta yang mengharuskan PLN membeli 'strum'-nya dengan harga yang mahal, merupakan bagian dari skenario ekonomi kapitalis.

Oleh karena itu akar permasalahannya tidak hanya sekadar apakah PLN sudah terbebas dari segala bentuk korupsi atau tidak. Termasuk juga apakah PLN sudah efesien dalam pengelolaanya atau belum. Tidak hanya sekadar itu. Persoalan yang lebih mendasar adalah status PLN yang berbentuk PT dan berorientasi pada profit tersebut dapat dibenarkan atau tidak? Juga keberadaan swasta. Apakah bisa dibenarkan atau tidak? Inilah titik persoalannya.

Dalam teori ekonomi syariah Islam, harta kekayaan yang ada di muka bumi mempunyai kejelasan status kepemilikan. Hal ini tidaklah seperti teori ekonomi kapitalis yang memandang bahwa seluruh harta kekayaan di muka bumi bebas dimiliki oleh individu.

As-Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani menyebutkan bahwa status kepemilikan harta dalam Islam dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: pertama, kepemilikan individu. Kedua, kepemilikan umum. Ketiga, kepemilikan negara. (Taqiyuddin an-Nabhani, an-Nizhom al-Iqtishadi fi al-Islam). Dan, listrik merupakan bagian dari energi (api) yang merupakan kepemilikan umum; yakni penetapan negara sebagai wakil rakyat untuk mengatur produksi dan distribusi energi tersebut untuk kepentingan rakyat.

Rasulullah SAW bersabda: Manusia berserikat dalam tiga hal: air, hutan, dan api
(energi). (HR Abu Dawud). Hadis tersebut memberikan pengertian pada sarana umum. Tentu saja sarana umum tidak terbatas pada ketiga jenis barang di atas. Sarana umum ini menurut Islam, adalah milik umum dan tidak boleh dikuasai oleh pribadi atau swasta. Oleh karena itu, langkah melakukan privatisasi PLN sejak 10 tahun lalu tidak bisa dibenarkan menurut hukum Islam. Sebab, dengan privatisasi itu berarti negara menjual barang/ aset yang bukan miliknya.

Bumi, air, sungai, lautan, tambang-tambang, hutan, jalan-jalan, dan segala sarana dan prasarana umum, termasuk yang dikelola PLN adalah milik umum kaum Muslim. PLN sebagai alat negara adalah hanya pemegang amanah untuk mengelola harta milik umum. Karena itu, dalam kasus ini, manakala memang PLN tidak bisa diefisienkan lagi, maka subsidi harus dipertahankan bahkan ditingkatkan (dengan laba PLN sama dengan nol) agar mendapatkan harga TDL termurah (bahkan jika bisa gratis) bagi mayarakat umum pengguna listrik rumah tangga.

Subsidi dari mana? Dari hasil eksploitasi hutan, lautan, tambang-tambang minyak, gas, dan barang-barang tambang lainnya. Dengan itu ada harapan TDL turun dan rakyat hidup lebih sejahtera. Namun demikian jika dalam keadaan tertentu (suatu misal) negara benar-benar tidak mampu untuk mengelola dan mengoperasikan sendiri pengadaan listrik bagi rakyatnya, maka dalam pandangan Islam, negara boleh menyerahkannya kepada pihak swasta, dengan catatan, status pihak swasta tersebut hanya sebagai pekerja yang dibayar dengan akad ijarah ajir oleh Negara.

Dengan demikian, jika rakyat harus membayar listrik, itu hanya sekadar untuk menutup biaya operasional atau biaya produksi saja. Pemerintah tetap tidak boleh mengambil untung dari aktivitas pelayanan listrik bagi rakyatnya (Abdurrahman al-Maliki, 2001, Politik Ekonomi Islam).

'Agar Listrik Murah' sesungguhnya persoalan listrik tidaklah berdiri sendiri. Ia tentu terkait dengan sumber-sumber energi lain, yaitu BBM, batubara, gas, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya. Seluruh sumber energi tersebut harus tetap didudukkan sebagai kepemilikan umum atau rakyat. Oleh karena itu, peran pemerintah hanya satu, yaitu bagaimana agar hak milik rakyat tersebut dapat dinikmati untuk sebesar-besarnya bagi kepentingan rakyat, dengan semurah-murahnya bahkan jika bisa gratis.

Islam memberikan prinsip pengelolaan bagi pemerintah, yakni memberikan kemudahan bukan memberi kesulitan pada masyarakat. Rasulullah SAW bersabda, tatkala beliau berpesan kepada dua orang gubernur baru yang akan memerintah di Yaman: Mudahkanlah mereka dan janganlah kalian persulit (HR al-Bukhari dan Muslim). Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah yang memang telah menjadi wakil rakyat untuk mengurusi seluruh urusan mereka. Termasuk dalam hal ini pengelolaan listrik yang telah menjadi tanggung jawab mereka.

Negara harus benar-benar mengupayakan berjalannya secara optimal pengelolaan listrik tersebut karena rakyat sangat membutuhkannya. Dari semua itu, bila pemerintah mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam niscaya listrik murah dapat dinikmati oleh rakyat karena persoalan listrik hanya bisa diselesaikan dengan solusi penerapan syariah Islam dalam seluruh tatanan kehidupan masyarakat dan negara.

Andi Perdana Gumilang S Pi
Pengamat dan Ketua MT Almarjan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB 2007-2008, Tim Laboratorium Syiar BKIM IPB
Email: andi.sangpenakluk@gmail.com
web: www.bkimipb.org

Sabtu, 26 Juni 2010

Keutamaan Bulan Rajab dalam Timbangan

Allah telah memuliakan beberapa hari, malam, dan bulan atas sebagian yang lainnya. Semua ini sesuai dengan hikmah ilahiyah yang sangat dalam. Tujuannya, agar para hamba lebih giat melaksanakan kebaikan dan memperbanyak amal shalih di dalamnya. Tetapi, syetan dari jenis manusia dan jin senantiasa berusaha menghalangi mereka dari jalan yang lurus dan mengintai mereka dari segala penjuru agar tidak jadi melaksanakan kebaikan-kebaikan. Syetan juga menipu umat manusia dengan menanamkan keyakinan bahwa saat-saat yang utama dan penuh rahmat tersebut adalah kesempatan mereka untuk berleha-leha dan bersantai serta menuruti nafsu dan syahwat.

Syetan juga menggoda kelompok yang lain -biasanya dari kalangan juhal yang terlihat agamis, para pemimpin, dan tokoh masyrakat- dengan ditakut-takuti akan kehilangan kesempatan memperoleh pahala yang besar sehingga mereka berlomba-lomba menciptakan ibadah baru (bid'ah) yang tidak pernah Allah turunkan perintah tentangnya.

Hassan bin 'Athiyah berkata, "Tidaklah suatu kaum membuat kebid'ahan dalam agama mereka kecuali Allah mencabut perkara sunnah dari mereka yang semisal, dan tidak akan mengembalikannya kepada mereka hingga hari kiamat." (Al-Hilyah: 6/73)

Bahkan Ayyub Al-Syakhtiyani mengatakan, "Tidaklah pelaku bid'ah bersungguh-sungguh dalam kebid'ahannya kecuali akan menambah jauh dari Allah," (Al-Hilyah: 3/9)

Di antara perkara yang paling nampak dari kebid'ahan dari musim tersebut adalah perbuatan bid'ah yang telah dikerjakan oleh sebagian ahli ibadah di pelosok negeri pada bulan Rajab. Berikut ini kami tampilkan beberapa persoalan yang sudah diperbincangkan para ulama untuk mengingatkan umat dari mengada-adakan perkara baru dalam berislam.

"Tidaklah pelaku bid'ah bersungguh-sungguh dalam kebid'ahannya kecuali akan menambah jauh dari Allah," (Al-Hilyah: 3/9)

Apakah Rajab memiliki keutamaan khusus dibandingkan bulan lainnya?

Ibnul Hajar rahimahullah berkata, "Tidak ada hadits shahih yang bisa dijadikan hujjah (argument) untuk menunjukkan keutamaan bulan Rajab baik dengan puasanya, berpuasa pada hari-hari tertentu daripadanya dan qiyamullail yang khusus di dalamnya. Telah ada orang yang mendahuluiku dalam memastikan hal itu yaitu Imam Abu Ismail Al-Harawi al-Haafidz, kami telah meriwayatkan darinya dengan sanad yang shahih, begitu juga kami telah meriwayatkan pula dari yang selainnya." (Tabyin al-'Ajab bimaa Warada fii Fadhli Rajab, Ibnul Hajar, hal. 6. Lihat pula Al-Sunan al-Mubtadi'aat, Imam al-Syuqairi, hal. 125)

Beliau berkata lagi, "Adapun hadits yang menerangkan tentang keutamaan Rajab, atau keutamaan shiyamnya, atau puasa pada sebagian hari darinya sangatlah jelas, yaitu ada dua macam: Dhaif dan maudlu'. . . " (Al-Tabyiin, hal. 8)

Adapun hadits yang menerangkan tentang keutamaan Rajab, atau keutamaan shiyamnya, atau puasa pada sebagian hari darinya sangatlah jelas, yaitu ada dua macam: Dhaif dan maudlu'. . .

Shalat Raghaib

Terdapat satu riwayat dari Anas, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menerangkan sifat shalat Raghaib, hanya saja status riwayat tersebut maudhu' (palsu). Ringkas dari riwayat tersebut sebagai berikut:

"Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari Kamis (yakni Kamis pertama dari bulan Rajab) lalu shalat antara Isya' dan pertengahan malam, yakni pada malam Jum'at sebanyak 12 rakaat, pada setiap rakaatnya dia membaca surat Al-Fatihah sekali, surat Al-Qadar 3 kali, dan surat Al-Ikhlash sebanyak dua belas kali; dia memutus setiap dua rakaat dengan salam. Dan apabila selesai dari shalatnya dia membaca shalawat atasku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) 70 kali, lalu membaca dalam sujudnya,

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

"Engkau Dzat yang Mahasuci (dari kekurangan dan hal tidak layak bagi kebesaran-Mu), Mahaagung, Rabb para malaikat dan Jibril."

Lalu mengangkat kepalanya dan membaca sebanyak 70 kali,

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزَ عَمَّا تَعْلَمُ، إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْأَعْظَمُ

Lalu sujud untuk yang kedua kalinya sambil membaca seperti yang dibaca pada sujud pertama, kemudian dia meminta hajatnya kepada Allah, pasti hajatnya akan dikabulkan." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah satu orang atau satu umat yang shalat dengan shalat ini kecuali Allah akan mengampuni seluruh dosanya, walaupun seperti buih di lautan, sebanyak bilangan pasir, seberat gunung, sebanyak daun pepohonan, dan di hari kiamat dia mendapat hak untuk memberikan syafaat bagi 700 orang dari keluarganya yang seharusnya masuk ke dalam neraka." (Lihat: Ihya' Ulumid Dien, oleh Imam Al-Ghazali: 1/202 dan Tabyin al-'Ajab, Ibnul Hajar, hal. 22 dan 24)

Para ulama telah membicarakan tentang shalat Raghaib tersebut. Seperti Imam al-Nawawi rahimahullah yang menyebutkannya sebagai perkara bid'ah yang buruk dan sangat munkar, karenanya wajib ditinggalkan dan dijauhi, sedangkan pelakunya wajib diingkari." (Fatawa al-Imam al-Nawawi, hal. 57)

Ibnu Nuhaas rahimahullah berkata, "Dia adalah bid'ah, hadits yang menerangkannya adalah maudlu' (palsu) berdasarkan kesepakat ulama ahli hadits." (Tambih al-Ghafilin, hal. 497)

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Adapun Shalat Raghaib: tidak ada dasarnya, bahkan dia perkara yang diada-adakan dan tidak disunnahkan baik terhadap jama'ah atau perorangan. Sungguh telah disebutkan dalam Shahih Muslim, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang untuk menghususkan malam Jum'at dengan shalat malam dan pagi harinya dengan berpuasa. Sedangkan atsar yang menyebutkan tentangnya adalah dusta dan palsu dengan kesepakatan ulama, dan tiadak seorangpun dari ulama salaf dan para imam yang menyebutkan dasarnya." (Majmu' Fatawa Libni Taimiyyah: 23/132, 134, dan 135)

Imam al-Thurthusyi telah menyebutkan awal munculnya shalat ini, sebagaimana yang beliau sandarkan kepada Abu Muhammad al-Maqdisi, bahwa pada awalnya di Baitul Maqdis tidak didapati shalat model ini (shalat Raghaib) yang dikerjakan pada bulan Rajab dan Sya'ban. Perkara ini pertama kali terjadi pada tahun 448 Hijriyah. Pada saat itu ada seorang laki-laki yang dikenal dengan Ibnu Abil Hamra' yang memiliki bacaan bagus. Dia shalat di Masjid al-Aqsha pada malam nisfu Sya'ban . . . sampai ucapan dari Abu Muhammad, "Adapun shalat Rajab tidak didapati di Baitul Maqdis kecuali setelah tahun 480 Hijriyah, yang sebelum itu kami tidak pernah melihat dan mendengar di sana." (Al-Haqadits wa al-Bida': hal. 103)

Ibnul Jauzi dalam Al-Maudhu'aat, Al-Hafidz Abul Khuthab, Abu Syamah, Ibnul Haajj, Ibnu Rajab, dan yang lainnya telah memastikan kemaudhu'an (palsunya) riwayat tentang shalat Raghaib. (Lihat Al-Baa'its 'ala Inkaril Bida' wal Hawadits, hal. 61, 62, 105; Lathaif al-Ma'arif, hal. 228 dan lainnya)

Walau demikian, banyak para tokoh dan pemimpin muslim yang tetap melestarikan ibadah bid'ah ini dengan alasan untuk menjaga perasaan orang awam dan supaya mereka tetap mau meramaikan masjidnya. Padahal siapa yang meyakini keabsahan shalat ini atau menganjurkannya maka dia telah menipu orang awam yang seharusnya dia beri petunjuk tentang hakikat yang sebenarnya dan juga telah berlaku mendustakan syariat.

Adapun Shalat Raghaib: tidak ada dasarnya, bahkan dia perkara yang diada-adakan dan tidak disunnahkan baik terhadap jama'ah atau perorangan. (Ibnu Taimiyah)

Isra' dan Mi'raj

Di antara Mu'jizat yang dialami Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah di-Isra'kannya beliau dari masjidl Haram menuju masjid al-Aqsha, kemudian di-Mi'rajkan menuju langit ke tujuh. Hampir di seluruh negeri muslim, terdapat perayaan peringatan malam Isra'-Mi'raj yang dilaksanakan pada malam ke-27 dari bulan Rajab, padahal peristiwa Isra' Mi'raj tidaklah terjadi pada malam tersebut.

Ibnul Hajar berkata, "Sebagian ahli kisah menuturkan peristiwa Isra' terjadi pada bulan Rajab." Beliau berkata, "Dan itu bohong," (Tabyin al-Ajab, hal. 6). Ibnu Rajab berkata, "Telah diriwayatkan dengan sanad yang tidak shahih, dari al-Qasim bin Muhammad bahwa Isranya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terjadi pada tanggal 27 Rajab, dan (kesimpulan ini) telah diingkari oleh Ibrahim al Harbi dan lainnya." (Zaad al-Ma'ad, Ibnul Qayyim: 1/275)

Ibnul Hajar telah menyebutkan dalam Fathul Baari (7/242-243) beberapa pendapat tentang bulan terjadinya Mi'raj: Rajab, Rabi'ul Awal, Ramadlan, atau Syawal.

Ibnu Taimiyah juga pernah menyebutkan bahwa tidak ada dalil pasti yang menerangkan tentang bulannya dan tanggalnya. Pendapat dalam hal itu sangat banyak dan beragam, tidak ada yang dikuatkan. (Lihat Lathaif al-Ma'ruf, Ibnu Rajab, hal. 233)

Dan seandainya diketahui kepastian malam Isra' dan Mi'raj, maka tidak disyariatkan bagi seseorang mengistimewaknnya dengan ibadah dan perilaku tertentu. Sebabnya, karena tidak ada keterangan bahwa Nabi, atau para sahabat, atau Tabi'in mengistimewakan malam tersebut atas yang lainnya. Apalagi dengan mengadakan perayaan untuk memperingatinya, padahal perayaan tersebut termasuk bid'ah yang munkar.

Dan seandainya diketahui kepastian malam Isra' dan Mi'raj, maka tidak disyariatkan bagi seseorang mengistimewaknnya dengan ibadah dan perilaku tertentu.

Menyembelih di bulan Rajab

Pada dasarnya, menyembelih hewan untuk Allah pada bulan Rajab secara umum tidak dilarang, sebagaimana menyembelih pada bulan selainnya. Tapi, orang-orang jahiliyah biasa melakukan korban (penyembelihan) yang disebut dengan 'Athirah. Karenanya para ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, namun mayoritas mereka menyatakan bah hal itu telah dibatalkan oleh Islam berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu, "Tidak ada Fara' (anak pertama dari unta atau kambing yang disembelih sebagai persembahan bagi berhala) dan 'Athirah (hewan yang disembelih pada sepuluh hari pertama dari bulan Rajab sebagai persembahan bagi berhala, juga dikenal dengan Rajabiyah)."

Sebagian yang lain berpendapat tetap menggapnya sebagai sunnah. Dasarnya, beberapa hadits yang menunjukkan dibolehkannya. Hal ini dijawab, bahwa hadits Abu Hurairah radliyallah 'anhu lebih shahih dan kuat, maka ia yang lebih layak diamalkan. Bahkan ada sebagian ulama, seperti Ibnul Mundzir menyatakan hadits-hadits tersebut telah dinaskh (dihapus), karena masuk Islamnya Abu Hurairah yang belakangan. Maka dibolehkannya menyembelih hewan dalam rangka ta'abbudan (ibadah) pada awal Islam, lalu dinaskh, dan ini adalah pendapat yang lebih rajih. (Lihat Lathaif al-Ma'arif, hal. 227 dan Al-I'tibaar fin Naasikh wal Mansukh minal Atsar, Imam Al-Hazimi, hal. 388-390)

Imam Al-Hasan al-Bashri berkata, "Di dalam Islam tidak ada 'Athirah, sesungguhnya 'Athirah pada zaman jahiliyah, salah seorang mereka berpuasa dan ber'Athirah." (Lathaif al-Ma'arif, hal. 227)

Ibnu Rajab menyerupakan penyembelihan di bulan Rajab dengan mengadakan hari tertentu dari bulan Rajab untuk berpesta dengan makan manisan dan semisalnya. Telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas radliyallah 'anhuma, dia tidak suka Rajab dijadikan hari raya." (Lathaif al-Ma'arif, hal. 227)

Menghususkan puasa dan i'tikaf di bulan Rajab

Ibnu Rajab berkata, "Adapun puasa, tidak ada keterangan yang sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya tentang keutamaan puasa khusus pada bulan Rajab." (Lathaif al-Ma'arif, hal. 228)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata mengenai hadits-hadits tentang kekhususan berpuasa di bulan Rajab, “Seluruh hadits-haditsnya lemah, bahkan maudlu' (palsu), tidak ada seorang ulama pun yang bersandar padanya. Hadits-hadits tentang keutamaanya bukan saja dhaif tapi umumnya termasuk maudlu' dan dusta." . . Telah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya, dari Ibnu Majah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa Beliau melarang puasa di bulan Rajab, namun dalam isnadnya masih perlu diteliti. Tapi terdapat riwayat shahih bahwa Umar bin Khathab pernah memukul tangan manusia agar mengambil makanan pada bulan Rajab dan berkata, "Jangan kalian serupakan dengan Ramadlan . . sedangkan menghususkan I'tikaf pada tiga bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadlan saya tidak mengetahui ada perintahnya. Tapi siapa berpuasa yang masyru' dan ingin beri'tikaf dalam puasanya itu, boleh-boleh saja. Dan jika beri'tikaf tanpa puasa terdapat dua pendapat yang masyhur menurut ahli ilmu." (Majmu' Fatawa: 25/290-292)

Puasa yang dilarang di bulan Rajab

Memang tidak ada riwayat shahih yang menyebutkan keutamaan puasa khusus bulan Rajab. Namun bukan berarti tidak boleh berpuasa sunnah sama sekali di dalamnya, padahal banyak nash-nash secara umum yang menyebutkan adanya puasa sunnah baik di bulan Rajab atau lainnya; misalnya, puasa Senin-Kamis, tiga hari setiap bulan, puasa Dawud (sehari puasa-sehari tidak). Sesungguhnya puasa yang dimakruhkan, menurut Al-Thurthusi adalah puasa dalam tiga bentuk berikut:

1. Apabila kaum muslimin menghususkan puasa setiap tahunnya, seperti yang banyak dilakukan oleh kalangan awam dan jahil terhadap syari'ah, sehingga terkesan seolah-olah hukumnya fardlu sebagaimana puasa Ramadlan.

2. Diyakini bahwa puasa tersebut hukumnya sunnah dan sangat-sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana shalat sunnah rawatib.

3. Diyakini puasa di dalamnya akan mendapat pahala besar dan fadhilah yang agung daripada puasa di bulan selainnya. Keutamaan puasa ini diyakini seperti puasa Asyura, seperti keutamaan shalat di akhir malam daripada awalnya. Dalam hal ini masuk wilayah fadhail (keutamaan) bukan wilayah sunnah atau wajib. Kalau seandainya benar seperti itu, pastinya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjelaskannya atau melaksanakannya walau sekali dalam hidupnya, namun jika tidak pernah melaksanakannya, maka batallah keyakinan yang memiliki keutamaan khusus.

Tidak ada riwayat shahih yang menyebutkan keutamaan puasa khusus bulan Rajab. Namun bukan berarti tidak boleh berpuasa sunnah sama sekali di dalamnya, . .

Umrah di bulan Rajab

Sebagain orang sangat bersemangat melakukan umrah pada bulan Rajab dengan keyakinan bahwa umrah pada bulan itu memiliki keistimewaan yang lebih. Keyakinan ini tidak memiliki dasar dalil. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Ibnu Umar radliyallahu 'anhuma, berkata: "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melakukan umrah sebanyak empat kali, salah satunya di bulan Rajab." Maka Aisyah berkata, "Semoga Allah merahmati Abu Abdirrahman, Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan umrah kecuali dia ikut serta, dan sama sekali beliau tidak pernah umrah di bulan Rajab." (HR. Bukhari dalam Shahihnya no. 1776)

Hal ini menunjukkan bahwa Aisyah sepakat dengan Ibnu Umar tentang jumlah umrahnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, yaitu empat kali. Namun beliau tidak sepakat dengan Ibnu Umar tentang penetapan bulan umrahnya shallallahu 'alaihi wasallam. Aisyah menganggap Ibnu Umar lupa, karenanya beliau radliyallah 'anha menyatakan bahwa Ibnu Umar senantiasa ikut serta menemani Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam umrahnya, namun beliau tidak pernah berumrah pada bulan Rajab.

Ibnul 'Aththar berkata, "Kabar yang sampai kepadaku tentang penduduk Makkah (semoga Allah menambah kemuliaan Makkah) tentang kebiasaan mereka memperbanyak (menyeringkan) umrah pada bulan Rajab, dan kebiasaan ini adalah persoalan yang saya tidak mengetahui dasar (dalil)nya." (Al-Musajalah Baina Al-'Izz bin Abdissalam wa Ibnus Shalah, hal. 56. Lihta juga : Fatawa al-Syaikh Muhammad bin Ibrahim: 6/131)

Al-Allamah Ibnu Bazz (dalam Fatawa Islamiyah, dikoleksi Prof. Muhammad: 2/303-304) menuturkan tentang waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan umrah: Bulan Ramadlan, berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Umrah di Bulan Ramadlan menyamai haji," setelah itu, Umrah di bulan Dzul Qa'dah, karena seluruh umrah beliau shallallahu 'alaihi wasallam dilaksanakan pada bulan Dzul Qa'dah. Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu." (QS. Al-Ahzab: 21)

"Semoga Allah merahmati Abu Abdirrahman, Tidaklah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan umrah kecuali dia ikut serta, dan sama sekali beliau tidak pernah umrah di bulan Rajab." (HR. Bukhari dari perkataan Aisyah)

Zakat di bulan Rajab

Sebagain penduduk negeri menjadikan bulan Rajab sebagai waktu mengeluarkan zakat. Ibnu Rajab berkata, "Tidak ada dasar untuk masalah itu dalam sunnah dan tidak diketahui dari salah seorang salaf. . . pada prinsipnya: zakat wajib dikeluarkan apabila sudah sempurna haul dan cukup nishab. Setiap orang memiliki haul yang khusus (tersendiri) sesuai waktu dia memiliki nishab harta. Jika sempurna haulnya, wajib mengeluarkan zakatnya pada bulan apa saja." Kemudian beliau menyebutkan bolehnya menyegerakan zakat pada waktu yang mulia seperti Ramadlan, . . . " (Lathaif al-Ma'arif: 231-232)

Tidak ada peristiwa besar pada bulan Rajab

Ibnu Rajab berkata, "Telah diriwayatkan bahwa pada bulan Rajab terjadi beberapa peristiwa besar, padahal tidak ada keterangan yang shahih tentang hal itu. Telah diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dilahirkan pada malam pertama dari bulan tersebut, beliau diutus pada tanggal 27-nya, dan ada pendapat pada tanggal 25-nya, padahal riwayat tentang itu tidak ada yang shahih." (Lathaif al-Ma'arif: 233)

Nasihat untuk para dai

Pada hari ini banyak dai yang melestarikan beberapa perkara bid'ah musiman, seperti bid'ah di bulan Rajab. Sebenarnya sebagian mereka tahu perkara itu tidak disyariatkan, namun dengan alasan takut orang-orang tidak sibuk dengan ibadah kalau perkara bid'ah itu ditinggalkan, maka perkara bid'ah itu terus dilestarikan. Padahal perkara bid'ah adalah dosa yang paling berbahaya sesudah syirik. Ditambah cara dakwah dan metode merubah sangat berbahaya, menyelisihi petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Wajib bagi seorang da'i untuk menyeru manusia hanya kepada sunnah yang tanpanya istiqamah tidak bisa tegak.

. . Dan perkataan, amal, dan niat tidak bisa tegak kecuali sesuai dengan sunnah. . .

Sufyan al-Tsauri berkata, "Para Fuqaha' berkata, "Perkataan tidak bisa tegak tanpa amal. Perkataan dan amal tidak bisa tegak tanpa niat. Dan perkataan, amal, dan niat tidak bisa tegak kecuali sesuai dengan sunnah." (Al-Ibanah al-Kubra, Ibnu Baththah: 1/333)

Wajib bagi mereka untuk mempelajari sunnah dan mengajarkannya serta menyeru dirinya dan orang di sekitarnya untuk menerapkannya, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang menjalankan satu amalan (ibadah) yang tidak ada perintahnya dari kami, maka dia tertolak." (Muttafaq 'alaih)

Abul 'Aliyah pernah berkata kepada murid-muridnya, "Pelajarilah Islam, jika kalian sudah mempelajarinya jangan benci kepadanya. Dan tetaplah di atas shiratal mustaqim (jalan yang lurus), sesungguhnya shiratahl mustaqim adalah Islam. Jangan menyimpang dari shiratal mustaqim, baik ke kanan maupun ke kiri. Peganglah sunnah Nabi kalian dan jauhilah hawa nafsu-hawa nafsu ini yang menyebabkan kebencian dan permusuhan di antara para pelakunya." (Al-Ibanah al-Kubra, Ibnu Baththah: 1/338)

. . .Peganglah sunnah Nabi kalian dan jauhilah hawa nafsu-hawa nafsu ini yang menyebabkan kebencian dan permusuhan di antara para pelakunya. . .

Terakhir, para du'at hari ini dan segenap umat Islam dituntut untuk mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam semata dalam setiap perkaranya secara sempurna sebagaimana dituntut untuk mengikhlaskan amal semata-mata LILLAH TA'ALA. Hal ini menjadi syarat mutlak jika mereka mengharapkan keselamatan, keberuntungan, kemuliaan dan mendapatkan pertolongan Allah 'Azza wa Jalla.

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

"Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya." (QS. Al-Kahfi: 110)

وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama) -Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Al-Hajj: 40)

• Diterjemahkan (dengan sedikit penambahan) oleh Purnomo WD, dari Artikel Fadhail Syahri Rajaba Fi al-Miizaan, Faishal bin Ali Bu'dani.

Tak Perlu Malu Mengaku Tak Tahu


ADA kecenderungan pada diri manusia untuk ingin menjadi sosok paling tahu. Tahu tentang banyak hal, baik menyangkut ilmu dunia maupun akhirat. Bahkan hal-hal tak penting pun, ada semacam ego untuk ingin menjadi orang pertama yang tahu. Dengan mengetahui sesuatu lebih dulu, manusia merasa dirinya menjadi orang penting. Semua orang akan datang dan merujuk kata-katanya.

Ego manusia seperti ini, nama kerennya adalah ghorizah baqo. Naluri untuk mempertahankan diri dan gengsi apabila ada hal-hal yang tak diketahuinya. Jadilah orang-orang seperti ini menjadi sosok yang sok tahu apabila ia tidak tahu tapi dituntut untuk tahu. Ia akan uring-uringan apabila ada hal yang terlewat sehingga membuatnya tidak tahu. Padahal tidak tahu adalah sebuah kewajaran dalam kehidupan agar manusia tahu kelemahan dirinya bahwa tidak semua hal di dunia ini diketahuinya.

Dari titik inilah, manusia seharusnya merenung bahwa ternyata sangat banyak hal di dunia ini yang masih tidak diketahuinya. Sehingga tak pantas bagi manusia untuk bersikap sok-sokan menjadi orang yang sok tahu. Jujurlah mengatakan tidak tahu bila memang ada hal yang tak diketahuinya. Tak perlu malu, tak perlu takut dan tak perlu gengsi.

…Jujurlah mengatakan tidak tahu bila memang ada hal yang tak diketahuinya. Tak perlu malu, tak perlu takut dan tak perlu gengsi…

Ada kalanya kita lebih baik tidak tahu apabila ketahuan itu hanya akan membawa kita pada sesuatu yang berakibat dosa. Ghibah misalnya. Biarlah kita tidak tahu apa aib apa yang menimpa tetangga daripada tahu tapi kemudian kita menjadi pihak yang ikut menyebarkannya.

Namun ada kalanya ketidaktahuan itu melecut diri untuk semakin rajin menuntut ilmu. Karena sungguh, Allah mencintai orang yang berilmu pengetahuan dan mengangkatnya beberapa derajat daripada orang yang tidak berilmu. Ketidaktahuan ini adalah bekal untuk untuk menyadarkan diri bahwa ternyata sehebat apapun manusia, ternyata ada sisi-sisi ilmu dan kehidupan yang tak diketahuinya. Apabila hal ini disadari dengan sepenuh hati maka akan jauhlah diri dari sifat sombong, merasa benar sendiri, takabur dan riya’ atau pamer.

Bersabarlah menjadi orang yang tidak tahu, karena itu berarti terbuka lahan untuk mencari ilmu. Tak perlu menyalahkan orang lain, tak guna menyesali diri mengapa sampai tidak tahu dan tak membawa manfaat pula ketika hati gundah hanya karena ketidaktahuan ini. Dari sini terbuka ladang pahala untuk menata hati apakah langkah menuntut ilmu itu lillahi Ta’ala karena Allah semata ataukah ada niat lain demi eksistensi saja?

…Bersabarlah menjadi orang yang tidak tahu, karena itu berarti terbuka lahan untuk mencari ilmu …

Hanya Allah dan yang bersangkutan saja yang tahu kondisi niat dalam hati. Karena itu sungguh merugi mereka yang amalnya banyak namun seperti debu ditiup angin alias sia-sia ketika ada niat lain yang mengotori. Karena itu luruskan niat dalam memberantas ketidaktahuan ini menjadi tahu yang mencerahkan umat karena niat yang lurus dan ikhlas demi Allah semata. Semoga kita berada di barisan orang-orang seperti ini, insya Allah. Barisan orang yang tak malu mengaku tak tahu tapi kemudian rajin menimba ilmu demi mengharap ridho-Nya saja, bukan karena ingin dipandang manusia. Wallahu ‘alam. [Ria Fariana/voa-islam.com]

Sendal Jepit Istriku

Baitijannati.

Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh… betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop ini rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin nggak ketulungan. “Ummi… Ummi, kapan kau dapat memasak dengan benar…? Selalu saja, kalau tak keasinan…kemanisan, kalau tak keaseman… ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.”Sabar bi…, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul…? ” ucap isteriku kalem. “Iya… tapi abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini…!” Jawabku dengan nada tinggi. Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya sudah merebak.
***
Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan ‘baiti jannati’ di rumahku. Namun apa yang terjadi…? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal burak (pecah). Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta pora di dapur, dan cucian… ouw… berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan detergen tapi tak juga dicuci.
Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada. “Ummi…ummi, bagaimana abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini…?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Ummi… isteri sholihat itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah…?” Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. “Ah…wanita gampang sekali untuk menangis…,” batinku berkata dalam hati. “Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihat…? Isteri shalihat itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai dipipinya. “Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang ummi tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja untuk jalan saja susah. Ummi kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.
***
Bi…, siang nanti antar Ummi ngaji ya…?” pinta isteriku. “Aduh, Mi… abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?” ucapku. “Ya sudah, kalau abi sibuk, Ummi naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku. “Lho, kok bilang gitu…?” selaku. “Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Ummi gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam bus dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi. “Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan. Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai.
Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. “Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin sendiri. Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. Dug! Hati ini menjadi luruh. “Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus. “Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku. “Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab umminya. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar.
Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berbaya gelap dan berjilbab hitam melintas. “Ini dia mujahidahku!” pekik hatiku. Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri. Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku.
Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.” Sedang aku..? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar memperlakukan isterinya dengan baik. Sedang aku…? terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya. Aku benar-benar merasa menjadi suami terdzalim!!! “Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berbaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum. Senyum bahagia. “Abi…!” bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini. “Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.
***
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Alhamdulillah, jazakallahu…,”ucapnya dengan suara tulus. Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan ‘iffah sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku…?
Semoga berguna bagi kita semua….amin ya rabbal alamien